29 January 2009

Dunia Pasca-Amerika

Oleh: Azyumardi Azra

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak artikel dan buku tentang ‘kemunduran’ Amerika Serikat, yang terutama dikontraskan dengan ‘kebangkitan Asia’. Apa yang dimaksud dengan ‘kebangkitan Asia’ itu tidak lain adalah bangkitnya Cina dan India sebagai sebuah kekuatan ekonomi baru, yang dipersepsikan banyak kalangan Amerika sebagai ancaman bagi dominasi dan hegemoni negara ini. Tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam bidang politik.

Menurut majalah The Economist edisi 26 Juli-1 Agustus 2008, gejala ‘kemunduran Amerika’ itu mengakibatkan meluasnya perasaan tidak bahagia di banyak kalangan Amerika. Kebanyakan rakyat Amerika menganggap bahwa negeri mereka tengah mengalami resesi yang parah. Dalam kenangan bersama mereka, situasi Amerika sekarang ini tidak banyak berbeda dengan great depression 1930-an yang juga melanda negara ini. Tidak hanya itu, beban yang diciptakan pemerintah Presiden Bush di luar negeri melalui kebijakan unilateralismenya, yang tak jelas tujuan dan manfaatnya bagi masyarakat Amerika sendiri ataupun bagi dunia, kelihatan kian sulit terselesaikan. Khususnya, menyangkut kegagalan misi militer di Afghanistan dan Irak. Sampai sekarang, ini tidak jelas cara keluar terbaik tanpa kehilangan muka dari kedua negara tersebut.

Hasilnya, dalam sebuah poling April lalu, 81 persen warga Amerika percaya bahwa negara mereka berada pada ‘jalur yang salah’. Inilah jawaban paling negatif selama 25 tahun terakhir. Rasa pesimistis sangat kuat karena berbagai perkembangan domestik dan internasional tidak menguntungkan hal-hal yang terkait Amerika.

Menghadapi berbagai masalah internal dan eksternal itu, banyak kalangan Amerika senang mencari ‘kambing hitam’ atas masalah yang mereka hadapi. ‘Kambing hitam’ yang paling empuk adalah negara Asia, khususnya Cina dan India yang pertumbuhan ekonominya sangat fenomenal, seolah tidak terpengaruh ‘resesi’ yang dirasakan Amerika. Pertumbuhan ekonomi kedua negara ini dipandang banyak kalangan Amerika sebagai sumber dari kemerosotan ekonomi negara mereka.

Di tengah merosotnya dominasi dan hegemoni Amerika, dunia terlihat kembali multipolar. Uni-Eropa atau negara-negara tertentu di Eropa, seperti Prancis khususnya, kembali mengambil inisiatif untuk penyelesaian konflik, misalnya Palestina dan Israel. Rusia dan Cina sering pula bersekutu menghadapi langkah Amerika pada tingkat internasional, misalnya saja dalam kasus nuklir Iran.

Berbagai perkembangan yang dihadapi Amerika, baik secara internal maupun eksternal, itu disebut oleh Fareed Zakaria dalam buku terbarunya sebagai ‘dunia pasca-Amerika’, The Post-American World (London: Allen Lane Penguin Books, 2008). Tetapi, dalam buku ini, Fareed tidak menerima anggapan bahwa Amerika mengalami kemunduran. Yang terjadi, menurut dia, adalah ‘kebangkitan negara-negara lain’, seperti meningkatnya ekonomi Cina, India, Brasil, Rusia, bahkan Afrika Selatan dan Kenya. Pada 2006-2007, sekitar 124 negara mencapai pertumbuhan ekonomi lebih dari 4 persen, sedangkan Indonesia mencapai 6,3 persen. Pertumbuhan ekonomi diikuti kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan lainnya. Di tengah kemajuan negara-negara lain ini, Amerika jika tidak mengalami kemunduran, setidaknya terlihat hanya jalan di tempat.

Meski demikian, Fareed melihat anggapan banyak kalangan masyarakat Amerika sendiri bahwa negara mereka tengah mengalami kemunduran tidak sepenuhnya benar. Amerika tetap masih merupakan kekuatan ekonomi dan politik terbesar di dunia. Yang sebenarnya terjadi adalah meningkatnya kemajuan banyak negara lain, sementara Amerika masih cenderung bersikap ‘provinsialisme’, khususnya dalam kebijakan luar negeri yang hanya melihat berbagai masalah internasional dari sudut sempit kepentingan sendiri. Itulah yang disebut sebagai dunia ‘pasca-Amerika’, sebuah dunia yang tidak lagi sepenuhnya dalam dominasi dan hegemoni Amerika.

Berefleksi setelah membaca karya Fareed ini, saya meyakini Indonesia memiliki potensi besar untuk memainkan peran yang kian signifikan dalam dunia ‘pasca-Amerika’, dunia yang lebih multipolar, di mana proses globalisasi membuka berbagai peluang. Salah satu prasyarat bagi Indonesia untuk meningkatkan peran itu adalah dengan lebih mempercepat pertumbuhan ekonomi bersamaan dengan peningkatan pemerataan dan kesejahteraan masyarakatnya. Dan, tak kurang pentingnya adalah dengan memberikan prioritas khusus pada peningkatan kualitas pendidikan.

Peningkatan dalam bidang-bidang tersebut niscaya memerlukan kondisi politik yang lebih stabil dan pemerintahan yang lebih efektif dalam menjalankan tugasnya. Kita berharap, Pemilu 2009 nanti dapat memenuhi harapan tersebut, tidak hanya sekadar hura-hura politik.(-)

Sumber: Republika, 31 Agustus 2008


Readmore »

27 January 2009

Jika Kita Mencintai Seseorang

Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendo’akannya walaupun dia tidak berada disisi kita.

Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita ? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah Cinta …

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi, jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia tersebut.

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh,
penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah
mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Seandainya kamu ingin mencintai atau memiliki hati seorang gadis, ibaratkanlah seperti menyunting sekuntum mawar merah. Kadangkala kamu mencium harum mawar tersebut, tetapi kadangkala kamu terasa bisa duri mawar itu menusuk jari.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehingga kamu kehilangannya.
Pada saat itu, tiada guna penyesalan karena perginya tanpa berkata lagi.

Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan siapa dia sebelumnya.
Kisah silam tidak perlu diungkit lagi, kiranya kamu benar-benar mencintainya setulus hati.

Hati-hati dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta PALSU.

Kemungkinan apa yang kamu sayangi atau cintai tersimpan keburukan didalamnya dan kemungkinan
apa yang kamu benci tersimpan kebaikan didalamnya.

Cinta kepada harta artinya bakhil, cinta kepada perempuan artinya alam, cinta kepada diri artinya bijaksana,
cinta kepada mati artinya hidup dan cinta kepada Tuhan artinya Takwa.

Lemparkan seorang yang bahagia dalam bercinta kedalam laut, pasti ia akan membawa seekor ikan.
Lemparkan pula seorang yang gagal dalam bercinta ke dalam gudang roti, pasti ia akan mati kelaparan.

Seandainya kamu dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam, tetapi tidak mempunyai
perasaan cinta dan kasih, dirimu tak ubah seperti gong yang bergaung atau sekedar canang yang gemericing.

Cinta adalah keabadian … dan kenangan adalah hal terindah yang pernah dimiliki.

Siapapun pandai menghayati cinta, tapi tak seorangpun pandai menilai cinta karena cinta bukanlah suatu
objek yang bisa dilihat oleh kasat mata, sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan.

Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan
meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta.

Cinta sebenarnya adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak merubahnya menjadi
gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan didalam dirinya.

Kamu tidak akan pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. Namun apabila sampai saatnya itu,
raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya.

Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut kemulut tetapi cinta adalah
anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.

Bercinta memang mudah, untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai
itulah yang sukar diperoleh.

Jika saja kehadiran cinta sekedar untuk mengecewakan, lebih baik cinta itu tak pernah hadir.

Inspirasi:http://izzasyifa.wordpress.com


Readmore »

26 January 2009

MEMPERBARUI KOMITMEN DAKWAH


Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugerahi nikmat terbesar kepada kita, yaitu nikmat Islam. Shalawat dan salam kita curahkan untuk Nabi Muhammad SAW, sebagai dai bagi umat ini yang teguh dan kokoh dalam jalannya. Sesungguhnya, menapaki jalan dakwah merupakan sebuah pilihan dari berbagai jalan yang terbentung dalam kehidupan kita. Komitmen yang dibangun sejak awal kerap berhadapan dengan realitas yang berlangsung di jalan yang sangat panjang ini. Realitas interaksi dengan sesama aktivis dakwah dan karakteristik jalan dakwah, serta interaksi dengan objek dan mush dakwah. Tidak kita mungkiri bahwa interaksi-interaksi tersebut mengisap energi aktivis dakwah, bukan hanya energi fisik, melainkan juga energi ruhiyah. Jika hal ini tidak diantisipasi dengan kekuatan tarbiyah dzatiyah, maka aktivis dakwah dapat mengalami kejenuhan dan kehilangan makna dakwah dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Karena itu perlahan-lahan, komitmen yang diikrarkan mengalami degradasi lalu memudar. Penurunan ini tampak pada melemahnya komitmen menghadiri liqa pekanan, tidak lagi produktif dalam kegiatan dakwah, dan enggan menghadiri acara yang diadakan oleh jamaah. Ditengah-tengah kesibukan berdakwah dan menumpuknya pekerjaan, kadang-kadang para aktivis dakwah lupa akan hakikat komitmen mereka terhadap dakwah. Kelalaian ini bisa berbentuk seringnya meninggalkan kewajiban dakwah dan menzalimi diri dengan tidak menyucikannya, tidak mendidiknya, tidak memantaunya, serta tidak mengevaluasinya. Terkadang juga sering menyia-nyiakan hak-hak saudara dan dakwahnya. Ia tidak mau mengeluarkan infak, dan hanya memberikan sisa-sisa waktu untuk dakwah, serta selalu terlambat menghadiri pertemuan-pertemuan rutin, kewajiban dan tugas dakwah dilaksanakan sekadarnya, sesuai dengan kemauan hawa nafsunya sendiri. Karena itulah, kita harus bertanya kepada diri kita “Bagaimana komitmen saya terhadap dakwah? Atau apakah cukup hanya dengan bergabung dalam sebuah jamaah? Atau, apakah cukup hanya dengan memberikan sebagian harga? Ataukah, kita harus ikut bergerak berputar bersama dakwah?” Dan masih banyak lagi pertanyaan yang harus dijawab oleh aktivis dakwah agar ia benar-benar mengetahui hakikat komitmennya terhadap dakwah. Bergabung dengan pergerakan dakwah menuntut pelakunya selalu meluruskan dan memperbaiki komitmennya dari waktu ke waktu hingga ia tidak merasa terbelenggu oleh hawa nafsunya dan agar selalu ingat bahwa ia terikat erat dengan prinsip-prinsip dan anggaran rumah tangga dalam jamaah dakwah. Terlebih dakwah yang kita yakini adalah dakwah islamiyah yang bersumber dari Allah SWT dan memiliki aturan-aturan yang dibuat oleh yang Maha Kuasa, karena itulah, dakwah merupakan amanah yang harus ditunaikan dan ditepati. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya hanya sedikit aktivis dakwah yang berjatuhan ditengah jalan dan dakwah akan mampu berjalan merealisasikan tujuan-tujuannya dengan langkah yang pasti. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya hati akan menjadi bersih, akan akan bersatu dan sedikit orang yang mengedepankan akal dan memaksakan pendapatnya. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya akan tersebar sikap toleransi, saling mencintai,saling menguatkan dan barisan akan menjadi kuat ibarat bangunan yang kokoh, sebagian menguatkan sebagian yang lain. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya para aktivis dakwah akan memiliki sikap yang sama dimanapun posisinya, baik di depan maupun di belakang, menjadi pemimpin yang ditaati atau menjadi prajurit yang tersembunyi di belakang. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya aktivis akan berlapang dada dalam menyikapi kekeliruan saudaranya, tidak ada dengki dan permusuhan. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya akan tersebut sikap saling memaafkan, tidak ada dengki dan dendam, selalu terbuka dan berlapang dada. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya tidak ada kemalasan dalam menunaikan kewajiban dakwah. Bahkan para aktivis akan selalu berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan dan menggapai derajat yang tinggi. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya akan ada perhatian pada waktu. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia bagi aktivis dakwah, karena ia selalu berada dalam keadaan bermunajat kepada Rabbnya atau menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Atau ia sedang mendidik anak dan istrinya di rumah, atau sedang mengisi pengajian dan memberi peringatan kepada orang lain di masjid. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya akan ada perlombaan untuk menunaikan kewajiban membayar infaq dakwah dan tidak akan ditemui keraguan untuk itu. Semboyannya adalah “Apa yang ada ditangan kalian akan musnah, dan apa yang ada disisi Allah SWT akan kekal”. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya akan ada sikap selalu mendengar dan taat. Tidak ada keraguan apalagi berbangga diri dan memaksakan pendapat pribadi. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya akan ada pengorbanan yang besar untuk dakwah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan pengorbanan untuk pribadi dan hawa nafsu. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya akan ada kepercayaan dari prajurit terhadap pemimpinnya. Merekapun akan siap melaksanakan instruksi-instruksi yang diberikan pemimpin mereka. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya akan menangislah orang-orang yang tidak bisa melakukan kewajiban secara optimal. Dan akan bersemangatlah orang-orang yang telah bersungguh-sungguh untuk meraih pahala yang lebih banyak lagi. Bagaimana kalau kita bertanya kepada diri kita “Bagaimana komitmen saya terhadap dakwah?” Tentunya, jawaban yang muncul ada dua, pertama, sebagian telah mengetahui hakikat komitmen mereka terhadap dakwah, telah berjalan di atas jalan yang penuh dengan petunjuk dan cahaya dan telah memiliki tujuan serta sasaran yang jelas hingga dapat berjalan dengan langkah yang nyata. Kedua sebagian yang lain belum mengetahui hakikat komitmen mereka terhadap dakwah. Mereka menyimpang dari jalan yang seharusnya dilalui. Mereka berjalan santai dan menyerah kepada realitas kehidupan. Mereka terpengaruh oleh orang sekitarnya dan tidak mampu mempengaruhinya. Oleh karena itu, keberadaan mereka semakin jauh dari realitas dakwah dan perilaku mereka semakin menyimpang dari arah kebijakan dakwah. Artinya, mereka lupa akan komitmen mereka terhadap dakwah. Atau dengan kata lain, mereka tidak menemukan jawaban-jawaban dari pertanyaan berikut dalam diri mereka. - Mengapa anda percaya kepada dakwah? - Apa peran anda di dalamnya? - Bagaimana komitmen anda terhadap dakwah? Ketika para aktivis dakwah melihat perjalanan semakin panjang, terkadang semangat mereka melemah, kekuatan mereka menurun, dan cita-cita mereka merendah lambat laun, kewajiban-kewajiban dakwah dilupakan sehingga komitmennya terhadap dakwah semakin redup. Inilah yang menjadi harapan musuh-musuh dakwah. Mereka selalu menanamkan sikap putus asa dalam barisan para mujahidin dan membuat para aktivis seakan-akan memahat di atas air, sehingga para aktivis berjatuhan satu per satu atau minimal peran mereka semakin berkurang. Ketika kita kembali kepada Muassis (pendiri) dakwah ini kita akan mendapatkan dalam kumpulan risalahnya (risalah pergerakan) sentuhan yang akan membangkitkan semangat baru meninggikan cita-cita dan memperkuat tekad serta memperbaruhi kembali komitmen kita terhadap dakwah. Semoga Allah SWT mengaruniakan kebenaran kepada kita, membuat kita mencintai keimanan dan menghiaskannya dalam hati kita. Juga membuat kita membenci kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan serta menjadikan kita orang-orang yang mengerti. Aamiin. Muhammad Abduh “Pengarang buku Memperbarui Komitmen Dakwah”


Readmore »

24 January 2009

Jika Kita Mencintai Seseorang

Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendo’akannya walaupun dia tidak berada disisi kita.

Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita ? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah Cinta …

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi, jika kamu masih tidak dapat melupakannyaCinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia tersebut.

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh,
penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah
mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Seandainya kamu ingin mencintai atau memiliki hati seorang gadis, ibaratkanlah seperti menyunting sekuntum mawar merah. Kadangkala kamu mencium harum mawar tersebut, tetapi kadangkala kamu terasa bisa duri mawar itu menusuk jari.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehingga kamu kehilangannya.
Pada saat itu, tiada guna penyesalan karena perginya tanpa berkata lagi.

Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan siapa dia sebelumnya.
Kisah silam tidak perlu diungkit lagi, kiranya kamu benar-benar mencintainya setulus hati.

Hati-hati dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta PALSU.

Kemungkinan apa yang kamu sayangi atau cintai tersimpan keburukan didalamnya dan kemungkinan
apa yang kamu benci tersimpan kebaikan didalamnya.

Cinta kepada harta artinya bakhil, cinta kepada perempuan artinya alam, cinta kepada diri artinya bijaksana,
cinta kepada mati artinya hidup dan cinta kepada Tuhan artinya Takwa.

Lemparkan seorang yang bahagia dalam bercinta kedalam laut, pasti ia akan membawa seekor ikan.
Lemparkan pula seorang yang gagal dalam bercinta ke dalam gudang roti, pasti ia akan mati kelaparan.

Seandainya kamu dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam, tetapi tidak mempunyai
perasaan cinta dan kasih, dirimu tak ubah seperti gong yang bergaung atau sekedar canang yang gemericing.

Cinta adalah keabadian … dan kenangan adalah hal terindah yang pernah dimiliki.

Siapapun pandai menghayati cinta, tapi tak seorangpun pandai menilai cinta karena cinta bukanlah suatu
objek yang bisa dilihat oleh kasat mata, sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan.

Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan
meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta.

Cinta sebenarnya adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak merubahnya menjadi
gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan didalam dirinya.

Kamu tidak akan pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. Namun apabila sampai saatnya itu,
raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya.

Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut kemulut tetapi cinta adalah
anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.

Bercinta memang mudah, untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai
itulah yang sukar diperoleh.

Jika saja kehadiran cinta sekedar untuk mengecewakan, lebih baik cinta itu tak pernah hadir.class="fullpost">


Readmore »